Profil Desa Sumber
Ketahui informasi secara rinci Desa Sumber mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sumber, Pituruh, Purworejo. Menggali makna `Sumber` sebagai mata air kehidupan, menelisik potensi agraris, demografi, pemerintahan, dan budaya lestari. Fakta dari desa subur di Purworejo.
-
Identitas `Sumber Kehidupan`
Nama desa ini merefleksikan peran vital sumber daya air (mata air) sebagai jantung dari ekosistem dan kehidupan masyarakat.
-
Pertanian Subur Berbasis Irigasi
Perekonomian desa ditopang oleh sistem pertanian yang makmur berkat pengelolaan air yang cermat dari sumber alam.
-
Budaya Menghargai Alam
Kearifan lokal dan semangat kebersamaan masyarakatnya terinspirasi oleh filosofi alam yang saling memberi dan menopang.
Di hamparan agraris Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan nama yang paling elementer dan esensial: Sumber. Nama ini, yang berarti "mata air" atau "asal muasal", bukanlah sekadar label, melainkan sebuah pernyataan identitas yang mendalam. Desa Sumber merupakan representasi dari sebuah komunitas yang hidup, tumbuh dan berkembang dari karunia alam yang paling vital, di mana setiap denyut kehidupan warganya dialiri oleh berkah yang terpancar dari sumber-sumber kesuburan tanahnya.
Letak Geografis dan Potret Demografi
Desa Sumber secara geografis berada di lokasi yang dikaruniai kesuburan alam. Wilayahnya yang merupakan dataran rendah sangat ideal untuk pertanian tanaman pangan, khususnya padi. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Sumber adalah sekitar 124,08 hektare (1,24 km²). Sebagian besar dari area ini merupakan lahan sawah produktif yang mendapatkan pengairan secara konsisten, yang menjadi kunci kemakmuran desa.Secara administratif, Desa Sumber memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Wonosido
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kaligondang
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Tasikmadu
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Karanganyar
Menurut data terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo dalam publikasi "Kecamatan Pituruh dalam Angka 2024", jumlah penduduk Desa Sumber tercatat sebanyak 1.583 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.276 jiwa per kilometer persegi. Struktur populasi desa ini didominasi oleh masyarakat usia produktif yang memiliki ikatan kuat dengan tanah, di mana mayoritasnya berprofesi sebagai petani yang mewarisi ilmu agrikultur secara turun-temurun.
Etimologi Nama `Sumber`: Jantung Kehidupan Desa
Nama "Sumber" hampir dapat dipastikan berasal dari keberadaan sumber air atau mata air (mata air) yang signifikan di wilayah tersebut pada masa lampau. Dalam sejarah pembentukan permukiman di Jawa, kedekatan dengan sumber air adalah syarat mutlak. Sumber air tidak hanya menyediakan air minum dan kebutuhan domestik, tetapi juga menjadi urat nadi bagi lahan pertanian.Diyakini, di wilayah Desa Sumber atau di dekatnya, terdapat satu atau beberapa mata air yang menjadi cikal bakal kehidupan komunitas di sana. Mata air inilah yang menjadi "jantung" desa, memompa air kehidupan ke seluruh penjuru lahan pertanian melalui jaringan irigasi, mengubah tanah biasa menjadi sawah yang produktif. Oleh karena perannya yang begitu sentral dan fundamental, nama "Sumber" pun disematkan pada desa ini sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan asal-usul kemakmurannya.Filosofi ini terus hidup hingga sekarang. Masyarakat Desa Sumber memandang alam, terutama air, bukan sekadar sebagai sumber daya, melainkan sebagai sumber kehidupan itu sendiri. Pandangan ini membentuk sebuah hubungan yang harmonis antara manusia dan alam, di mana menjaga kelestarian sumber air sama artinya dengan menjaga keberlangsungan hidup generasi mendatang.
Ekonomi Desa: Aliran Kemakmuran dari Sektor Agraris
Perekonomian Desa Sumber mengalir deras dari sektor agraris, sejalan dengan makna namanya. Pertanian adalah pilar utama yang menopang hampir 100% kehidupan ekonomi warganya. Komoditas andalan yang menjadi primadona adalah padi. Berkat aliran air yang stabil dari sistem irigasi yang bersumber dari sungai dan saluran di sekitarnya, petani dapat memanen padi dua hingga tiga kali setahun dengan hasil yang memuaskan.Irigasi merupakan urat nadi perekonomian desa. Pengelolaan air menjadi kunci utama keberhasilan pertanian. Kelompok-kelompok tani (Poktan) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) memegang peranan penting dalam memastikan distribusi air yang adil dan merata ke seluruh areal persawahan. Musyawarah antar petani untuk menentukan jadwal tanam dan pembagian air adalah cerminan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya bersama.Selain padi, untuk diversifikasi dan optimalisasi lahan, petani juga menanam palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang-kacangan. Di pekarangan rumah, warga umumnya menanam aneka sayuran dan buah-buahan untuk konsumsi pribadi, serta memelihara ternak seperti ayam dan kambing sebagai sumber pendapatan tambahan. Semua aktivitas ekonomi ini pada hakikatnya bersumber dari satu hal: kesuburan tanah yang diberkahi oleh kelimpahan air.
Tata Kelola Pemerintahan: Menjaga Kelestarian `Sumber`
Pemerintah Desa (Pemdes) Sumber, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, menjalankan fungsi utamanya sebagai fasilitator pembangunan dan pelayan masyarakat. Bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai representasi warga, Pemdes berupaya keras untuk menerjemahkan aspirasi masyarakat ke dalam program-program nyata.Salah satu fokus utama pemerintahan desa adalah menjaga kelestarian "sumber" kehidupan itu sendiri. Ini diwujudkan melalui kebijakan dan program yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan dan pertanian. Alokasi Dana Desa (DD) sebagian besar diprioritaskan untuk:
Pemeliharaan dan normalisasi jaringan irigasi untuk mencegah pendangkalan dan memastikan aliran air lancar.
Perbaikan dan pengerasan jalan usaha tani untuk memudahkan transportasi hasil panen dan sarana produksi pertanian.
Program pemberdayaan masyarakat, termasuk pelatihan bagi petani mengenai teknik pertanian modern yang ramah lingkungan.
Pemerintah Desa berperan sebagai penjaga atau "juru kunci" yang memastikan bahwa sumber daya alam yang menjadi aset terbesar desa dapat terus dimanfaatkan secara bijak dan lestari, tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Kehidupan Sosial dan Budaya: Refleksi Nilai dari Alam
Kehidupan sosial masyarakat Desa Sumber sangat mencerminkan filosofi alam. Sebagaimana sumber air yang mengalirkan manfaat untuk semua tanpa pamrih, masyarakatnya pun hidup dalam semangat kebersamaan dan gotong royong yang tinggi. Saling membantu dalam kegiatan pertanian, mendirikan rumah, atau saat menggelar hajatan adalah norma sosial yang mendarah daging.Harmoni sosial ini juga diperkuat oleh kegiatan keagamaan yang berjalan dengan semarak. Masjid dan musala menjadi pusat kegiatan ibadah dan pembinaan spiritual, sekaligus menjadi ruang sosial untuk mempererat ikatan antarwarga.Secara budaya, ada kemungkinan kuat bahwa masyarakat Desa Sumber di masa lalu memiliki tradisi atau ritual yang berkaitan dengan sumber air, seperti upacara sedekah sumber atau merti desa sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas karunia air yang melimpah. Meskipun mungkin praktik ini telah berubah bentuk, semangat untuk bersyukur dan menghargai alam tetap menjadi bagian dari karakter budaya masyarakat. Sifat alam yang memberi dan menopang menjadi teladan dalam membangun komunitas yang solid dan peduli.
Masa Depan Desa Sumber: Inovasi dan Konservasi
Menghadapi tantangan masa depan, Desa Sumber memiliki modal fundamental yang sangat kuat, yaitu sumber daya alamnya. Peluang terbesar terletak pada pengembangan pertanian berkelanjutan dan ekowisata. Dengan menonjolkan cerita tentang "sumber air" yang alami, desa ini berpotensi mengembangkan produk pertanian organik dengan branding premium "Beras dari Mata Air Alami".Peluang lain adalah menjadikan desa ini sebagai model atau percontohan dalam manajemen sumber daya air berbasis komunitas. Program konservasi mata air dan daerah tangkapan air di sekitarnya bisa menjadi inisiatif unggulan yang tidak hanya bermanfaat secara ekologis tetapi juga bisa menarik minat peneliti dan wisatawan.Tantangan utama tentu saja adalah menjaga keberadaan "sumber" itu sendiri. Perubahan iklim yang mempengaruhi debit air, potensi pencemaran, dan kebutuhan akan regenerasi petani adalah isu-isu krusial. Inovasi teknologi, seperti irigasi tetes atau pertanian presisi, mungkin perlu diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Mendidik generasi muda tentang pentingnya konservasi akan menjadi investasi jangka panjang yang paling berharga.Penutup Desa Sumber adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana kehidupan bermula dan berkelanjutan. Namanya yang sederhana menyimpan makna yang agung tentang ketergantungan manusia pada kemurahan alam. Kemakmuran yang dinikmati warganya saat ini adalah buah dari kearifan para pendahulu dalam memilih lokasi yang dekat dengan sumber kehidupan. Tugas generasi sekarang dan yang akan datang adalah menjaga sumber tersebut agar terus mengalir, tidak hanya sebagai aliran air, tetapi juga sebagai aliran berkah, kesejahteraan, dan inspirasi bagi kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan.